Kamis, 07 Januari 2010

FILM

FILM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Pengembangan Media PAI
Dosen Pengampu : Sukiman, S.Ag., M.Ag



Disusun oleh:
Komariyah (07410285)
Satria Nurul Islam (07410288)
Rifa’atul Mahmudah (07410289)
Antin Mulyani (07410320)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
PENDAHULUAN

Film merupakan salah satu alat yang ampuh di tangan orang yang mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu maksud terutama terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak yang memang lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibanding aspek rasionalnya, dan langsung berbicara ke dalam hati sanubari penonton secara meyakinkan.
Film juga sangat membantu dalam proses pembelajaran, apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja.
Pada awalnya, film atau gambar hidup ini hanya berupa serangkaian gambar diam yang diletakkan rapat-rapat ditunjukkan berganti-ganti dengan kecepatan tinggi, orang yang melihatnya akan mengalami ilusi seolah-olah terdapat gerakan. Pada perkembangan selanjutnya, William Friese Greene dan Thomas Alva Edison menciptakan kamera pertama yang secara khusus didesain untuk merekam film gambar hidup (disebut kinetograph).
Saat ini dengan berkembangnya teknologi, peralatan film sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tekhnologi perfilman yang serba digital, telah memberikan kemudahan kepada kita sebagai praktisi pendidikan, untuk meningkatkan dan mengembangkan pemanfaatan film-film pendidikan yang lebih kreatif dan inovatif.
Dalam pembahasan makalah ini, kami hanya membahas mengenai pengertian film, kegunannya dalam pendidikan, kelebihan dan kelemahan film sebagai media pembelajaran, dan jenis-jenis film yang digunakan dalam pendidikan.


PEMBAHASAN
1.Pengertian dan Fungsi Film dalam Proses Pembelajaran
Film secara sederhana dapat didefinisikan sebagai cerita yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak.
Menurut Azhar Arsyad, film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.1
Fungsi film dalam proses pembelajaran terkait dengan tiga hal, yaitu untuk tujuan kognitif, untuk tujuan psikomotor, dan untuk tujuan afektif.
Dalam hubungannya dengan tujuan kognitif, film dapat digunakan untuk:
1.Mengajarkan pengenalan kembali atau pembedaan stimulasi gerak yang relevan, seperti kecepatan obyek yang bergerak, dan sebagainya
2.Mengajarkan aturan dan prinsip. Film dapat juga menunjukkan deretan ungkapan verbal, seperti pada gambar diam dan media cetak. Misalnya untuk mengajarkan arti ikhlas, ketabahan, dan sebagainya.
3.Memperlihatkan contoh model penampilan, terutama pada situasi yang menunjukkan interaksi manusia.
Dalam hubungannya dengan tujuan psikomotor, film digunakan untuk memperlihatkan contoh keterampilan gerak. Media ini juga dapat memperlambat atau mempercepat gerak, mengajarkan cara menggunakan suatu alat, cara mengerjakan suatu perbuatan, dsn sebagainya. Selain itu, film juga dapat memberikan umpan balik tertunda kepada siswa secara visual untuk menunjukkan tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan keterampilan gerak, setelah beberapa waktu kemudian.
Dengan hubungannya dengan tujuan afektif, film dapat mempengaruhi emosi dan sikap seseorang, yakni dengan menggunakan berbagai cara dan efek. Ia merupakan alat yang cocok untuk memperagakan informasi afektif, baik melalui efek optis maupun melalui gambaran visual yang berkaitan.

2.Kelebihan dan Kelemahan Film Sebagai Media Pendidikan
Sebagai media pendidikan film memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan film sebagai media dalam pendidikan yaitu:
1.Film sangat bagus untuk menjelaskan suatu proses. Misalnya proses penciptaan alam semesta.
2.Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau.
3.Film dapat mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.
4.Film dapat memikat perhatian anak
5.Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang abstrak menjadi jelas.
6.Film dapat mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan)
7.Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
8.Film dapat digunakan dalam kelompok besar maupun kelompok kecil.
9.Film dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat penampilannya.
10.Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.
Selain kelebihan – kelebihan di atas, film pun tidak lepas dari kelemahannya. Kelemahan film sebagai media pendidikan antara lain:
1.Harga atau biaya produksi relatif mahal.
2.Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.
3.Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Omar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Dapat menarik minat siswa
2.Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
3.Sesuai dengan tingkatan kematangan audiens
4.Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
5.Kesatuan dan sequence-nya cukup teratur
6.Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.2

3.Jenis – jenis Film
Menurut Yudhi Munadi jenis – jenis film untuk konteks pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
a.Film Dokumenter
Menurut Heinich dkk. (1985: 212) film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Pola penting dalam film ini menurutnya, adalah menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antar manusia, etika dan lain sebagainya. Film dokumenter juga bisa menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia. Misalnya, film tentang dampak globalisasi terhadap sosial budaya di suatu daerah atau negara, film tentang sejarah kemerdekaan Indonesia.
b.Docudrama
Docudrama yaitu film dokumenter yang membutuhkan pengadegan. Kisah – kisah yang ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata dari kehidupannyata, bisa diambil dari sejarah. Misalnya, kisah teladan para Nabi dan Rasul.
c.Film Drama atau Semidrama
Film drama atau semidrama keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak dari kisah nyata, yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita. Misalnya tentang penyesalan orang kafir, dihukum karena pelit, dan sebagainya.

4.Langkah-Langkah Pemanfaatan Film
1.Langkah Persiapan Guru, menyiapkan unit pelajaran, memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran. Pertimbangan dalam memilih film:
Panjangnya film
Tingkat rekomendasi film
Tahun produksi
Diskripsi dari film tersebut
2.Mempersiapkan kelas, audien dipersiapkan terlebih dahulu dan menjelaskan bagian-bagian yang harus mendapat perhatian khusus sewaktu menonton film.
3.Langkah penyajian, dalam penyajian ini harus dipersiapkan perlengkapan yang diperlukan, antara lain: proyektor / LCD, layar, pengeras suara dan film.
4.Aktivitas lanjutan berupa tanya jawab guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan oleh film tersebut.






KESIMPULAN

Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup.
Film sebagai media pendidikan mempunyai kelebihan dan kelemahan. Film dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: film dokumenter, film docudrama, film drama atau semi drama. Film dokumenter yaitu film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Film dokudrama yaitu film dokumenter yang membutuhkan pengadegan. Kisah – kisah yang ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata dari kehidupannyata, bisa diambil dari sejarah. Film drama atau semi drama yaitu keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak dari kisah nyata, yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita.
Langkah pengunaan film sebagai media pengajaran meliputi: langkah persiapan guru, mempersiapkan kelas, langkah penyajian, aktifitas lanjutan berupa tanya jawab.


DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Asnawir dan M. Basyirudin Usman. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. 2002.
Arief S. Sadiman, dkk. Media pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali. 2009.
Munadi , Yudhi. Media pembelajaran: Sebuah pendapatan baru. Ciputat:Gaung Persada. 2008.
Arsyad, Azhar. Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2009.
Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. 1987.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar